Konsumsi telur Indonesia cukup tinggi, selain diolah langsung oleh rumah tangga untuk dikonsumsi sendiri juga banyak digunakan sebagai bahan baku pada industri pengolahan makanan jadi serta bahan baku usaha penyedia makanan dan minuman. Hal ini menyebabkan harga telur sering mengalami fluktuasi, terutama menjelang perayaan hari-hari besar seperti lebaran dan natal.
Untungnya kebutuhan telur di Indonesia masih bisa dipenuhi oleh produksi dalam negeri atau sudah terjadi swasembada telur di Indonesia sehingga gejolak harga dapat segera diatasi.
BACA JUGA : Konsumsi Daging Ayam Per Orang di Indonesia

Kandungan gizi Telur Ayam Ras
Telur merupakan salah satu komoditas peternakan yang banyak dipilih masyarakat untuk memenuhi kebutuhan protein hewani. Telur menjadi makanan atau lauk yang primadona bagi masyarakat di Indonesia karena mudah diperoleh, cukup terjangkau, dan mudah untuk diolah. Sebutir telur terbagi atas putih dan kuning telur, dimana putih telur merupakan sumber protein hewani yang paling bagus sementara kuning telur adalah sumber lemak yang menyimpan banyak kolesterol juga vitamin B1 dan vitamin B2.
Telur yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia adalah telur ayam ras, karena harganya lebih terjangkau daripada jenis telur lainnya.
Berdasarkan table Tabel Komposisi Pangan Indonesia (TKPI) 2019
Berikut adalah data nutrisi telur ayam ras per 100 gram :
- Energi 154 Kal
- Protein 12,4 gram
- Karbohidrat 0,7 gram
- kalsium 86 mg
- Fosfor 258 mg
- Zat besi 3 mg
- Kalium 118,5 mg
- Zinc 1 mg
- Vit. (Retinol) 61 mcg
- Vitamin B1 0,12 mg
- vitamin B2 0,38 mg
Data konsumsi telur Indonesia 2017-2022
Beberapa pendekatan penghitungan konsumsi/penggunaan bahan pokok yang didasarkan dari berbagai sumber menunjukkan adanya informasi yang sangat beragam. Susenas sebagai salah satu sumber informasi konsumsi bahan pokok selama ini secara akurat hanya mampu memotret konsumsi bahan pokok yang diolah di dalam rumah tangga, sementara konsumsi bahan pokok dalam bentuk makanan jadi (diolah di luar rumah tangga) belum sepenuhnya dapat dihitung secara akurat.
Konsumsi telur ayam ras tahun 2017-2022 mengalami peningkatan sebesar 1,71% per yahun dimana pada tahun 2017 sebesar 17,69 kg/kap/tahun, 2018 sebesar 17,73 kg/kapita per tahun, 2019 sebesar 17,77 kg/kapita per tahun, 2020 sebesar 18,35 kg/kapita per tahun, 2021 sebesar 18,92 kg/kapita per tahun dan tahun 2022 sebesar 20.02 kg/kapita per tahun.
Untuk konsumsi tahun 2017 bersumber dari Survei Konsumsi Bahan Pokok (VKBP) 2017. Tahun 2018-2021 adalah angka perkiraan berdasarkan: Survei VKBP 2017 yang disesuaikan Susenas, Pertumbuhan Ekonomi, Pertimbangan lain (Asean Games, Pilpres, Pandemi dll).
Untuk konsumsi tahun 2022 berdasarkan pemutakhiran data prognosa tanggal 12 September 2022.

Kurva menunjukkan tren konsumsi telur per kapita per tahun (kg/kap/th) di Indonesia selama periode 2017 hingga 2022. Sepanjang periode ini, terdapat peningkatan konsumsi yang konsisten, dengan detail sebagai berikut:
- 2017: 17,69 kg
- 2018: 17,73 kg
- 2019: 17,77 kg
- 2020: 18,35 kg
- 2021: 18,92 kg
- 2022: 20,02 kg Secara umum, grafik mencerminkan tren positif dalam konsumsi telur per kapita, yang meningkat dari tahun ke tahun. Kenaikan yang relatif lambat terjadi dari 2017 ke 2019, masing-masing naik hanya sekitar 0,04 kg per tahun. Namun, mulai tahun 2020, laju peningkatannya menjadi lebih signifikan, terutama terlihat pada lonjakan dari 18,92 kg di 2021 menjadi 20,02 kg di 2022 — peningkatan hampir 1,1 kg dalam setahun. Faktor yang mungkin mendorong peningkatan ini antara lain meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap protein hewani, perubahan pola konsumsi, serta ketersediaan telur yang lebih stabil dan merata.

